Sejarah Desa Petapan
Desa Petapan
merupakan salah satu desa nan asri yang terletak di kecamatan labang kabupaten
bangkalan. Asal usul desa tersebut diangkat dari legenda salah satu sunan
terkenal di madura yakni sunan putra manggolo yang merupakan putra dari Kyai
Abidin Cendana Kwanyar kemudian datang ke salah satu desa dan mulai menyebarkan
agama islam. Dalam proses menyebarkan agama islam sang sunan Putra manggolo
mulai melakukan pertapaan, dan beliau menancapkan tongkatnya ke tanah. setelah
selesai bertapa, sang sunan mencabut tongkatnya kemudian tiba-tiba muncul
sumber mata air yang keluar dari tanah bekas tongkat tersebut. Legenda ini
sekilas mirip dengan asal mula munculnya sumber mata air zam zam yang ada di
mekkah. Tak kuasa melihat air yang terus menerus keluar dari tanah tersebut,
muncul kekhawatiran bahwa air tersebut dapat menyebabkan banjir diseluruh desa.
Maka Sunan Putra Manggolo mangambil bedug dan menutupinya, maka air tersebut
keluar menjadi normal dan sunan putra manggolo membuat telaga untuk mandi dan
mengajak warga desa sholat berjamaah.
Desa tersebut
akhirnya mulai berkembang. Desa ini menjadi makmur dan terkenal dengan adanya
sumber mata air dan telaga. Sang sunan kemudian memberi nama desa tersebut
dengan sebutan desa petapaan atau desa petapan (lebih singkatnya) sebab desa
tersebut merupakan tempat pertapaan.
Menurut kepercayaan warga setempat, sumber mata air tersebut memiliki banyak khasiat. Diantaranya Para wanita yang sedang hamil dianjurkan meminum air dari mata air tersebut agar anaknya sehat, dapat menyembuhkan beberapa penyakit, dan air tersebut termasuk sakral konon siapapun yang meminum air tersebut dapat meraih apa yang mereka inginkan.
Terdapat ritual khusus yang dilakukan warga desa ini. Seperti ritual yang dilakukan setiap malam jumat manis/legi yang dipercaya apabila kita membasuh wajah kita, maka wajah kita akan segar, awet muda dan bersinar. Adapun juga pantangan-pantangan yang harus dihindari seperti dilarang menjual air dari sumber mata air tersebut. Konon apabila dijual yang menjual dan yang membeli akan tertimpa musibah.